Loading

Sabtu, Januari 23, 2010

Masih Amankah Uang kita di Bank

Awal tahun 2010 banyak orang yang melaporkan kehilangan uang dalam rekening bank tempat mereka menyimpan uang. Hilangnya uang tanpa mereka ketahui dan siapa yang telah melakukannya, saat ini kepolisian maupun pihak bank menyatakan bahwa hilangnya uang nasabah melalui mesin ATM yang telah dipasangi alat pengintai untuk merekam aktifitas nasabah ketika sedang melakukan penarikan di mesin ATM.

Pada tahun 2008, Saya juga telah diberi peringatan oleh teman di mailinglist agar berhati-hati saat penarikan uang di ATM karena kemungkinan mesin ATM sudah dipasangi kamera pengintai yang ditempel diatas keyboard mesin ATM atau alat yang lain untuk merekam data-data magnetic kartu yang ditempel ditempat masuk/keluar kartu. Bagi kita yang sadar atau tidak menyadari hal ini tentu tidak merasa curiga karena mereka melakukan dengan profesional, rapi dan terencana dengan baik.

Kalau kejahatan pencurian melalui mesin ATM mungkin semua orang mengetahui itu seperti perampokan saat penarikan, kartu ATM diganjal, kartu lupa dikeluarkan dari mesin dan sebagainya. Saat ini teknologi sudah berkembang pesat dimana setiap orang bisa mengakses akun bank dari komputer pribadi atau dari ponsel. Kemudahan yang diberikan teknlogi ini ternyata juga bisa membahayakan akun bank kita, banyak para penjahat cyber yang berkeliaran dalam jaringan internet yang siap mencuri data yang kita ditengah jalan atau yang nyasar di jaringan lain ketika data kirim atau terima saat melakukan transaksi.

Sebenarnya khawatiran pasti terjadi pada semua orang yang menyimpan uangnya di bank, tetapi yang menjadi pertanyaan: Apakah aman uang kita?, tentu saja aman selama sistem keamanan bank itu selalu diperbaharui dan mereka segera menutupi celah yang lemah dari sistem. Untuk menjaga keamanan data transaksi biasanya pihak bank menggunakan SSL128 yang berfungsi untuk melakukan enskripsi, dimana data yang kita kirim/terima akan diacak dan hanya bisa dibaca oleh sistem yang melakukan transaksi dalam hal ini pihak bank dan nasabah.

Selain itu juga untuk menjaga keamanan transaksi keuangan, komputer yang kita gunakan harus diberi perlindungan Antivirus yang databasenya harus selalu diperbaharui. Perkembangan malware atau script jahat selalu mengancam kita dan para penjahat cyber pasti terus berusaha menyusupkan script pada sistem-sistem yang berhubungan dengan uang. Analoginya komputer seperti rumah kita, dimana kejahatan selalu mengancam ketika kita melangkah keluar pintu, data yang keluar dari port komputer bisa saja ditangkap oleh penjahat cyber dan dimanfaatkan oleh mereka bila data itu sesuai dengan target mereka.

Sebenarnya saat ini pihak bank bersedia bertanggung jawab untuk mengganti semua uang hilang yang dicuri, tetapi Apakah dicuri oleh penjahat cyber atau oleh penjahat perbankan?  dan itu hanya bisa dijawab oleh sistem keamanan bank itu sendiri. Selama pihak bank dapat menjamin dan mengganti semua uang yang dicuri, mungkin dapat menyakinkan kita untuk tetap percaya menyimpan uang di bank itu. Untuk menghindari adanya pencurian uang dalam rekening nasabah dikemudian hari, sebaiknya pihak bank benar-benar serius menangani masalah ini dengan melibatkan pihak independent yang profesional dalam bidang keamanan sistem jaringan perbankan untuk melacak siapa yang melakukan pencurian atau menutupi kelemahan sistem yang tidak ketahui oleh pihak bank.

Pencurian data nasabah juga pernah terjadi di Amerika pada 2008 sebanyak 130 juta data kartu kredit dan debit yang dilakukan oleh Albert Gonzalez. Albert Gonzalez bekerja sebagai informan yang ditugaskan oleh pemerintah Amerika untuk memburu para hacker. Diluar dugaan ternyata  Albert Gonzalez melakukan kejahatan dengan membobol keuangan beberapa perusahaan di Amerika dan menjual identitas data nasabah ke hacker Rusia. Kejahatan ini adalah contoh nyata dan bisa kita jadikan pelajaran untuk menghindari masalah yang mungkin akan terjadi di kemudian hari atau memang sudah terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar